The last time my fingers clicking the keyboard to write an entry, I was so happy with all the new life surround me, even the news about the ‘earth quake’ panda in Sichuan giving birth to twins delighted me (as if I’m there..pur-leez), and now, after such a long break from writing, I can’t believe that this time, when I finally have the urge to write, the theme will be about DEATH. Oh, yes. The very thing that’s definitely sure, the one thing that most of humans scared of, and the one thing that we always forgot about.
This gloomy cloudy Friday morning (25/07/08), the reality of death spits right to my face. I’ve experience a loss of a wonderful soul dear to me and my heart. And I cried over it (the dead of Oren our dear kitten run over by a car). After several minutes, the harshness of the reality comes back to me. What’s the used of crying over spilt milk? We should all learn the lesson by now:
- Dengan melihat, mendengar dan merasai kematian di sekeliling kita, adakah hati kita rasa tersentuh dengannya? Kalau ya, apa sebenarnya yang patut kita rasa? Setakat rasa sedih kerana kehilangan atau rasa takut memikirkan giliran kita pula selepas ini?
- Cukupkah ‘bekalan’ yang akan kita bawa untuk ke dunia yang kekal abadi nanti? Adakah cara kita hidup di dunia yang fana ini dapat membantu melepaskan diri kita dari azab neraka? Nauzubillahiminzallik.
- Cukupkah ‘bekalan’ yang bakal anda tinggalkan untuk mereka yang masih hidup? Bukan bekalan harta yang saya maksudkan di sini, tapi bekalan hati. Memang benar cahaya hidayah itu Allah yang beri, tapi itu tidak bermakna kita tidak patut berusaha untuk mendapatkannya- untuk kita dan juga orang-orang di sekeliling kita. Apalah erti hidup pada menerima? Biarlah hidup kita bererti dengan memberi.
Di kala ini, saya teringat sepotong ayat dari surah at-Taubah [9:24]:
‘ katakanlah, jika bapa-bapamu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.’
I hope, while we are busy living our life, please don’t forget that at the same time; we are also ‘busy’ dying. Do you already prepared for it?
…….
Ps: melihat Memeh (ibu kucing) setia menunggu di sebelah mayat Oren dan Comel yang tertidur di sebelahnya, hati saya rasa seperti ditoreh-toreh. Teringat kepada hari-hari gembira ketika Oren dan Comel selalu tidur bersebelahan, dengan pelbagai aksi gaya bebas.. hanya gambar yang tinggal jadi kenangan T_T. kami menunggu Dos pulang dari sekolah,kemudian baru kebumikan Oren. (takut Dos tak percaya pula kucingnya dah tiada).
Well, one thing for sure, that’s human for you: we learn the value of something when we loss it. Pity isn’t it?
No comments:
Post a Comment