30 April 2008

sehelai demi sehelai...

kata-kata biasa dari anda
jika ditambah dengan senyuman dan keikhlasan
'hangat' rasanya menusuk jiwa
tembus masuk hati yang keras

nasihat yang diberi dengan kasih-sayang lebih berkesan di hati si anak.
jemputan yang diiringi rasa rindu takkan sanggup ditolak
ajaran sedikit dari anda mungkin besar maknanya bagi seseorang
apatah lagi kasih yang dihulurkan

jangan difikir dirimu lemah
pasti ada impaknya pada dunia
kerana hidup ini saling berkait
saling bergantung sesama kita
seimbang, terletak pada tempatnya.

setiap usaha yang anda lakukan takkan tersia begitu sahaja.
umpama menambah sehelai demi sehelai kertas
lama2 menggunung jua

bak kata pepatah: andalah apa yang anda fikirkan
orang yang bijak takkan mengalah, tetap cekal mencari peluang. andai tiada, dialah yang mengadakan peluang itu. tidak perlu ditunggu ia datang ke riba.
orang yang lemah: sering menyalahkan orang lain atas segala kesusahan yang dialaminya. menanti bahagia datang melayang sedangkan sendiri tidak berusaha.

pilihlah jalan yang anda mahu.
segalanya di tangan anda.
putih atau hitam?
kanan atau kiri?
bahagia atau derita?
murka atau redha-Nya?

really, its up to you...




26 April 2008

Madah Menolak Kasih



anyaman rindumu bersulam kasih
rayuan cinta tidak bertepi
setiamu jejaka
mengharap janji

Namun: dengarkan kataku
bukan rindu
bukan sayang
dan bukan jua cintamu
yang daku dambakan

ku berkias menguis
tampaknya semakin mengoles


... perit ...

untaian qalam madahnya sukma
olesan jiwa telah ku beri
sayang kebal tekadmu tuan
masih cekal harapan hati.

Lantas,
ku kira inilah jalannya...
terbaik buatku
permudah langkahmu
biarpun kejam madah pujangga
menolak rindu di angin lalu
bak bisa racun menerjah
jangan dibiar sehingga melarat
kala pohon tidak berbuah
jangan dibiar tidak tercantas

tegasku ungkap pilihan diri
selagi kasihmu bukan untuk-Nya
ketahuilah..
selagi itu cintaku bukan milikmu
hanya maaf bingkisan hati
semoga ketemu pengganti diriku.


...

24 April 2008

Dialah teman, dialah musuh...

Semakin hampir musim panas ni, semakin tidak teratur tidur saya. Sebelum ini, saya memang ada masalah insomnia, tak teruk, Cuma sekarang semakin tidak terkawal. Bagaimana penat pun saya, bagaimana teruk pun saya mencuba, akhirnya memang dalam pukul 2 pagi lebih barulah saya boleh tertidur. (mungkin juga sebab keadaan bilik saya yang tak condusif nak tidur awal:bilik saya dah jadi ‘kedai makan’ dan tempat berpacaran roommate saya). Apabila jasad dan ‘rohani’ saya akhirnya dapat ditidurkan, saya memang tidur selena-lenanya, segala bunyi (alarm clock, miscall housemate yang risaukan saya tidak terjaga, dan panggilan housemate yang dah hampir mencecah ‘tahap berbahaya’) pun seolah-olah tak masuk langsung ke gegendang telinga saya ni. Bila sampai masanya, tiba-tiba saya terjaga. Masalahnya, waktu terjaga tu yang tak berapa ‘menyeronokkan’ tu. Sampai marah pada diri sendiri dibuatnya. Saya pun tak tahu macam mana nak buat lagi.


Alhamdulillah, pagi ini saya masih bernyawa. Masih diberi peluang untuk memohon keampunan-Nya. Sungguh, itulah perasaan saya apabila bangun tidur semenjak kebelakangan ni. Tidur bagi saya sekarang selain menjadi ‘waktu berehat’ minda dan hati saya, ia jugalah musuh saya. Umpama ‘musuh dalam selimut’, ada kalanya saya rasa takut untuk tidur di atas katil empuk saya tu (saya pernah cuba tidur duduk kat meja pun; lebih kurang aje kesannya) – terfikir bolehkah saya bangun semula esok? Terfikir masih adakah peluang untuk membaiki diri, ‘menampal’ mana-mana bahagian diri yang kurang sebelum diri ini benar-benar menghadap-Nya?


Betullah kata orang, apabila kita hilang sesuatu, masa itu barulah kita tahu betapa berharganya sesuatu yang dah hilang tu. Saya masih dapat merasa nikmat tidur tu, Cuma nikmat nak bangun tu yang tak berapa sure. (hehe ^_^). Betapa rindunya saya pada malam yang sunyi. Teringin menggapai manisnya qiam, mengecap amannya tidur, dan menyambut datangnya fajar… (doakan saya kuat semangat dan cekal usaha).

18 April 2008

HEART OF A WARRIOR



I was a bit late for the epidemiology class that Thursday. It was a sunny but windy day; I could still feel the chilliness of the spring wind that evening. How could I forget that day? A couple of event happen right before my eyes, small event but with big meaning; if only some people ever take some time to realize it.


I was waiting for bus No 05,015, or 15 to come at that time. I wore my long bluish-grey coat that time, hoping that it might help me keep warm even if there’s wind and rain to come my way. Obviously, it did not help me in that way. T_T (I ought to buy a new long spring coat I guess). While waiting for any bus to come, I notice a young woman, might be in her early twenties, stood by at one corner of the building nearby, holding a bunch of some twigs to sell; ‘20rubles per bunch’: she yelled repeatedly. There were some white cotton-like thing on top of the twigs, maybe it is some kind of accessories to put together with flowers in the vase, I do not sure. Her plain clothes (she obviously didn’t look like any average Moscow people who always look elegant, rich, and stylish from top to toe), her sad freckles face, and her way of dressing (she wore a long knitted dark brown skirt, long old black coat and a dark old maroon scarf wrap nicely all around her head- it might be that she was cold from the wind); all like ‘screaming’ loud and clear: what a sad cruel life she had. Maybe I’m over-exaggerating, maybe she is happy with her life, but it is cruel indeed. I guess this is what happens when bourgeois-communism in Russia ended. The people with land getting richer and richer, while the jobless and homeless getting poorer and poorer. Can you imagine, at 20th century, while a big country such as Russia is trying vigorously to implicate its power on the world level, you can still see a girl like her selling twigs to keep on living? Seeing her, make me recall the story of a girl selling matchstick during winter (Hans Christian Andersen’s I think). Surprisingly, there were some people generous enough to buy the twigs from her.


A few minutes later, I saw a grandmother walking by idly with her daughter and her crying limping grandson in between. They looked very plain indeed, normal family trying to live their way as best as they can. From what I can see, I notice that the 5-6 years old boy might not have a normal development neurologically (special kid with special needs). It seems that, while he was like that, both her mother and grandmother desperately trying to give and teach him to live his live as normal as possible. He have to walk himself (although with so much difficulty and slowly) with those two limping legs. Their courage and their determination make me wonder, where do I stand if there were a rank between all 4 of us? (The girl selling twigs, both the grandmother and her daughter, and me).


And so, I came to a conclusion: the best I can do, make full use of myself, is to fight against myself or nafsu to be exact. A human heart though it fills with love and compassion, it also fills with madness, anger, hatred and greediness. When there will be a time when you feel like you lose your way or you feel empty inside, come back to Him. The Almighty and the Most Merciful.


Your eyes deceive you

The way your brain works sometimes wronged you

Your nafs mislead you

In every possible way it can

Only the heart can seek the truth

Only if it’s pure enough

Where it fills with loves of a servant to its Creator

Loves that is based on Him only

A heart that work its way

Against the human’s norm and untimely prejudice

A heart that is truly

A heart of a warrior.

14 April 2008

andai tidak memiliki

kala lahirnya insan
cukup fitrah dan sempurna sifatnya
setiap jiwa punya kurnia
mampu menolak atau menerima

andai tidak memiliki
tanda cinta hakiki
jadilah ia umpama lelayang putus tali
hilang dirinya
terumbang-ambing hatinya
berkeluh-kesah dirinya
tak tahu hala tuju ke mana
hilang erti kewujudannya

jadilah ia seperti pohonan kering
daun-daunnya berguguran
tiada menghijau
tidak hidup
malap suram sinarnya

jadilah ia seperti pohonan yang tidak berbuah
hidup tapi seperti mati
tidak punya makna
tidak punya pengaruh dalam kehidupan
kerana hanya dapat mengambil
tapi tidak dapat memberi


‘Mananferela’and the real price of litter.


I guess not many people realize of their existence in this world. ‘Mananferela’ is actually a given name for Ivorian women; reside in Ivory Coast or The Republic of Côte d'Ivoire, a country situated in West Africa. The country’s economy is largely depended on market-based and relies heavily on agriculture with small holder cash crop production being dominant.


What’s so special about them that needed to be written? Well, it’s their suffering through the hardship of life and their willpower to live on for the sake of their family. I read an article about them last week, describing how they (thousands of women) which should be sitting at home taking care of their kids end up collecting all the used plastic along Ivory Coast’s river (so not hygienic but its understandable for a 3rd rate country); this plastic will be sold as recycle item which later on will be reproduced as plastic ‘made in Ivory Coast’ brand. Compare them to us. To all the young Malaysians today. To all the people in the so called rich and vastly developing country all around the world.


The entire dirty slimy plastic bag becomes their income, their pocket money for life. Lets say a healthy fully grown ‘mananferela’ can bring up to 5 big bundles of plastic (1 on top of their head, 2 hold by both left and right hands); how much do you think they will get from it? I don’t think the factory is willing to pay big amount for that. ‘It’s just plastic by the way’.


How much do we really care about the plastic that we got from the supermarket? How many people really use the nature-friendly bag to help saving up our dying earth? Most of the plastic bag will be thrown into the dustbin eventually with no regret or whatsoever. Maybe in this case, you can exclude Russians. We (normal average Russians people and student who studies in Russia with not so many incomes who will then need to shop in average super/mini market or even ‘rinak’) have to pay extra for plastic bag. Every single plastic bag counts. Different size and quality comes with different prizes.


The situation today is much better than what we can hope for (better than the first time I came here 4 and 1/2 years before). As far as I’m concern, Russia does have its charm. BUT.. You have to live here long enough for you to really feel it. It’s like finding a needle in a sack full of flour. The needle is there, you have to find it to use it, but if you’re not careful enough, you might spilling out the flour or end up pricking your fingers with the sharp needle. You need A LOT of courage, determination and patience to survive here. And truth been told, ‘most’ Malaysians (who we obviously know, live in so much luxury and comfort ness) will really not taking anything for granted anymore. How about the rest of us? The rest of Malaysians who still living in their own comfort zone? The rest of the people who take almost everything for granted?


The world is in our hand. The choices are ours. It’s up to us how to live each day purposefully and used everything wisely. We have to remember, if you’re half way up, you’re always half way down. It’s possible for us to be on their spot. On ‘the mananferela’s place. When the time ‘does’ come (God forbid), what will you do?


Secebis ayat renungan untuk semua:

1. [ar-ruum, 30:41]- telah tampak kerosakan di darat dan di laut disebabkan kerana perbuatan tangan manusia; Allah mengkehendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

2. [al-ankabut; 29:64]- Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.

08 April 2008

tips menjaga diri

Jagalah Allah, nescaya engkau akan sentiasa mendapati-Nya di hadapanmu.
kenalilah Allah di waktu lapang
niscaya Dia akan mengenalimu saat kesulitan
ketahuilah bahawa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu
dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu
ketahuilah bahawa kemenangan itu selalu mengiringi kesabaran
jalan keluar selalu mengiringi cubaan
dan kemudahan itu selalu mengiringi kesusahan.



ps: mode sekarang - penat otak tapi masih cekal hati.
berharap dapat booster dgn membaca dan meletakkan Hadis 19 ini.
(HR tarmizi).

06 April 2008

MENYINGKAP YANG TERSIRAT


Kecoh satu dunia dengan filem Fitna yang sepertimana tajuknya, telah membuat fitnah kepada Al-Quran dan umat islam khasnya. Sana-sini orang sibuk bercakap dan membahaskan tentang perlunya memboikot barangan keluaran Belanda. Masing-masing ada pandangan masing-masing. Mana yang anda mahu ikut, terpulanglah, asalkan anda betul-betul tahu dan faham apa tujuan sebenar anda memilih apa yang anda pilih itu (memboikot atau tidak). Saya tak mahu mengulas panjang tentang perkara yang sudah ternyata telah dibahaskan lebih panjang dari entry saya ni.

Apa yang saya nak utarakan di sini, adalah menyingkap isi tersirat di sebalik tayangan Fitna tu. Pada saya, tak guna cakap banyak panjang berjela, marah-marah emosi tak tentu pasal, tapi ‘habuk pun tarak’. Personally, saya rasa sikap umat islam seluruh dunia yang suka ‘melatah’ dan pantang mengamuk bila diusik adalah antara sebab utama yang menyebabkan segala kekecohan tidak bertempat (apabila perasaan marah konon-kononnya tidak mahu islam dihina diluahkan melalui kemarahan juga, itupun pada sentimen2 yang ‘lebih kecil’ dari yang sepatutnya kita ambil peduli). Iya, kita memang perlu marah dan tidak patut kita biarkan orang lain menghina dan memperlekehkan agama kita,tapi pada masa yang sama, saya rasa kita tak layak untuk bersuara lebih andai perbuatan kita pun tak ubah bezanya dengan mereka yang tidak faham islam ini. Kan action speaks louder than words. Andai berbeza sekalipun, entah apalah ‘sebab’ di sebalik setiap perbuatan kita itu. Jika kerana Allah dan mencari mardatillahNya, alhamdulillah. Jika tidak??

Tengoklah siri-siri ‘penghinaan ke atas islam’ yang buat orang islam sekeliling ‘rasa terpanggil’ untuk menyuarakan bantahan mereka: penggunaan meluas media massa Barat untuk mengecop umat islam sebagai ‘terrorist’, kisah pelukis karikatur Jerman melukis gambar ‘Rasulullah’ di punggung babi, watak ‘nabi Muhammad’ sebagai pemimpin kekejaman, yang terbaru filem Fitna yang mencedok beberapa ayat suci Al-Quran yang sebenarnya menggambarkan kepentingan jihad dan menceritakan perihal kaum Yahudi yang dilaknat Allah atas sebab kemugkaran mereka sendiri, dan banyak lagi sebenarnya. Mana perginya umat islam semua apabila saudara-saudara kita di Bosnia, Afghanistan, Palestin, Iraq, Lebanon dan merata tempat lagi dibunuh, disembelih, dan ditindas sesuka hati? Sejauh mana kita benar-benar memahami dan mengikuti ajaran agama kita sendiri? Sejauh mana kita melaksanakan tanggungjawab kita sebagai orang islam? Kalau setakat beramal untuk menyelamatkan diri sendiri tu, maaflah, bukan begitu caranya. Makmurnya dan agungnya Islam itu bukannya terletak pada individu, ia perlu kerjasama dan usaha keras SEMUA yang mengaku dirinya islam, dan perlu kepada MASUKNYA KE DALAM ISLAM SECARA TOTAL. Saya sendiri pun masih banyak yang perlu dibaiki, tapi takkan lah nak tunggu diri jadi sebaik malaikat baru nak mula bekerja untuk islam kan? Sampai mati pun tak mula kerja agaknya. Nauzubillahiminzallik.

Saya tak tahulah orang lain sedar atau tidak, sepertimana kita mahu naikkan dan kembalikan keagungan islam, begitu jugalah mereka yang beragama/fahaman lain (Christian, Hindu, Buddha, capitalism, etc.). Dalam sekian banyak agama dan kefahaman yang ada, kenapa asyik Islam sahaja yang kena? Mengapa agama Islam sahaja yang tak habis-habis orang lain buat pelbagai propaganda untuk dijatuhkan? The obvious reason: ISLAMLAH YANG BENAR. They think of islam as a threat. A MAJOR THREAT. Sebab itu lah, mereka sentiasa mencari jalan nak menghapuskan kita.

Perkara lain yang saya rasa perlu untuk dihighlightkan untuk pedoman semua: MEREKA BELAJAR DAN MENGKAJI AL-QURAN SEDANGKAN KITA SENDIRI TIDAK. ‘Surat cinta’ yang satu dari Allah itu pun tak termampu kita nak baca dengan sebetul-betulnya, apatah lagi nak ambil tahu cerita di sebalik setiap ayat yang turun. Nahu pun entahkan betul entahkan tidak.

Apa sekalipun, saya rasa asalkan kita berusaha melangkah setapak demi setapak mendekati-Nya, insyaAllah rahmat dan kasih-Nya itu akan sampai jua ke hati-hati kita yang ‘gersang’ ni. Yang penting kenalah sentiasa cuba baikkan diri, betulkan dulu amal yang wajib, yakin akan-Nya dan pertolongan-Nya dan JANGAN LUPA BERDOA serta bertawakal.

Maaf, panjang pula coretan saya kali ini. Moga sama-sama ambil iktibar. Yang malap kita terangkan, yang bengkok kita luruskan, yang kotor kita bersihkan dan yang terlupa kita ingatkan. insyaAllah.

01 April 2008

Bingkisan hati.





Maaf kerana tak dapat nak update blog ni selalu, ada banyak benda lain di sekeliling saya yang lebih memerlukan perhatian, masa dan tenaga saya. Kadang2 sampai tak menang tangan dibuatnya. Buat masa ini, saya sedang memikirkan sejauh mana kepentingan saya ‘wujud’ dalam dunia bloggers ni, sebesar mana manfaatnya kepada saya dan kepada pembaca yang sudi singgah bertandang di laman orangepheonix ni. Saya tak mahu lah jadi syok sendiri, kalau setakat nak menulis luahan hati dan kisah hidup semata, pada saya cukuplah sekadar untuk diri sendiri dan Dia sahaja, I hope and I want my life to be bigger than that.

Cara saya, saya tak suka kepada sesuatu yang tidak produktif, sekadar cakap kosong bagaikan melepas batuk di tangga, apatah lagi kerja yang tidak tahu sebab musabab dan hala tujunya. Bukanlah maksudnya kita semua ni perlu over-thinking dalam semua perkara, cuma biarlah apa yang kita buat itu bermakna dan memberi sekurang-kurangnya sedikit sumbangan kepada sekeliling kita (orang, binatang, alam sekitar, etc). Saya suka satu pepatah ni: kalau tak mampu menjadi garam yang mengasinkan ikan untuk menjaga kegunaannya, janganlah kita menjadi lalat yang menghurungnya. Pada saya, semua orang di muka bumi Allah ni ada potensi besar dalam dirinya, semua orang mampu untuk jadi Extra-Ordinary Person, yang tinggal hanyalah utilize betul2 kehebatan dan bakat masing2. Kalau kita boleh berjalan dan berlari untuk ke destinasi impian, kenapa kita perlu merangkak ke sana?

Dalam kekalutan hidup saya sekarang (kalut sedikit tapi tidak serabut), saya sempat mencari dan mendengar beberapa lagu dari penyanyi Indonesia yang sangat meninggalkan kesan di hati saya. SurgaMu dan Andai Ku Tahu nyanyian Ungu. Kalau ada masa, cubalah dengar betul2 lagu2 tu, dengar yang tersurat dan tersirat ok? Hayati liriknya dan perasaan penulis/penyanyi lagu tu.

Andai ku tahu

Kapan tiba ajalku

Ku akan memohon

Tuhan, tolong panjangkan umurku

Andai ku tahu

Kapan tiba masaku

Ku akan memohon

Tuhan jangan kau ambil nyawaku

Aku takut akan semua dosa-dosaku

Aku takut dosa yang terus membayangiku

Andai ku tahu

Malaikat Munkar kan menjemputku

Izinkan aku megucap kata taubat padaMu

Aku takut akan semua dosa-dosaku

Aku takut dosa yang terus membayangiku

Ampuni aku

Dari segala dosa-dosaku

Ampuni aku

Menangis ku bertaubat padaMu

Aku manusia yang takut neraka

Namun aku juga tak pantas di surga

Andai ku tahu

Kapan tiba ajalku

Izinkan aku mengucap kata taubat padaMu

Aku takut akan semua dosa-dosaku

Aku takut dosa yang terus membayangiku

Ampuni aku dari segala dosa-dosaku

Ampuni aku

Menangis ku bertaubat padaMu…

#Sekadar untuk renungan : berdasarkan apa yang saya perhatikan sehari-hari (I’m a bit observant when it comes to a person’s personality), semua orang mahukan kepada kebaikan, apa yang berbeza adalah definisi kebaikan yang mereka cari, tahap seseorang itu mencari kebaikan dan tahap seseorang itu menghargai kebaikan yang dimilikinya. Pada sayalah, yang paling critical sekali adalah sejauh mana orang itu berusaha mencari kebaikan dan kebahagiaan yang dia mahukan. Ye lah, takkan lah nak tunggu orang lain datang suap ajer kan?? Kita kenalah berusaha dulu, kalau tak mencari, takkan berjumpa; tak berjumpa, tak kenal; tak kenal, tak cinta; tak cinta tak merasalah nikmatnya. Betul tak? Haa.. kalau step yang dari awal tu pun tak terbuat, janganlah nak marahkan orang lain kalau kita tak jumpa apa yang dicari atau tidak merasa apa yang diinginkan… setiap kesusahan dan kesulitan yang dilalui seseorang untuk mengecapi nikmat kebahagiaan yang hakiki adalah CRUCIAL (PENTING) untuk pembentukan peribadi dan penghayatan seseorang itu. Jadi, janganlah takutkan susah!! The biggest enemy someone can have is himself. Therefore, do not run from your fear so that you can face your ‘enemy’.